beritamedan’s Weblog
terdepan untuk kebenaran

“Saya Dituding Penghianat”

catatan
ingot simangunsong

ingot simangunsong

22 Oktober 1994, saya menjadi muslim. Pensahadatan dilaksanakan di rumah abangda H Donald Sidabalok mantan Ketua DPW Pemuda Pancasila Sumut, disaksikan abangda H Ajib Shah, mantan anggota DPRD Medan dan mantan Ketua DPW Pemuda Pancasila Sumut.

Banyak orang yang berusaha mencari tahu, kenapa saya memilih menjadi muslim dengan meninggalkan agama sebelumnya, sebagai seorang nasrani. Terus terang, saya tidak memberikan jawaban apapun, karena persoalan ini adalah soal keputusan pribadi yang memiliki nilai religius tinggi dan tidak penting diketahui siapapun. Saya malah mengatakan, ketika saya ucapkan “asalamualaikum”, apa yang anda jawab, tentu saja “walaikumsalam”, maka terimalah saya sebagai saudara seiman, muslim.

Perjalanan hidup dengan nuansa islami, saya jalani hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun bersama istri saya Dwi Suprianty serta tiga anak kami, Putri Ayu Heni Lestari, Karin Afthari dan Afthar Rizky. Perjalanan hidup, ternyata tidak selamanya mulus. Banyak masalah yang harus saya hadapi dan menjadi tantangan dalam memperkuat iman. Tidak sedikit dari sekian masalah yang datang, membuat saya harus merenung dan berpikir tentang bagaimana mempertahankan diri menjadi seorang muslim yang benar-benar muslim. Yang mengerti dan memahami makna dari kata Islam.

Bayangkan saja, sebagai seorang mualaf, ketika itu memang layaknya sedang menduduki posisi tidak mengenakkan. Ternyata, seorang mualaf sedang berada di sebuah masa transisi yang demikian penuh tantangan dan godaan. Saat bertemu dengan orang-orang yang pernah sesama nasrani, mereka mencibir. Bahkan, keluarga saya sendiri, tidak dapat menerima dengan ikhlas dengan keputusan saya memilih menjadi muslim. Kemudian, teman-teman seiman (sesama muslim), ternyata tidak semua bisa menerima apa yang sudah saya pilih, karena mereka juga membangun pemikiran sendiri-sendiri tentang makna kemusliman saya.

Tapi, semua itu harus saya lakoni dengan penuh tanggungjawab, karena sebuah pilihan sudah diputuskan dan tidak bisa sesuka hati untuk meniadakannya. Ya, tanggungjawab. Dan, bukankah seseorang itu dikatakan beriman, ketika ia dengan penuh kesabaran, ketabahan, ketaqwaan dan ketawakalan, dapat menjalani, mengatasi serta mengaminkannya. Saya beranggapan, bahwa semua memang harus melalui proses. Ya, proses keimanan, adalah cobaan.

Dituding Penghianat
Sekali waktu, saya bertemu dengan teman seorang nasrani. Teman satu organisasi di partai politik. Ketika itu, kami berada di salah satu kamar hotel di Jakarta. Tentu saja, dalam perjalanan urusan partai. Dua hari bersama dengannya, sebenarnya biasa-biasa saja. Tidak ada yang terlihat aneh. Layaknya orang partai, yang kami bicarakan ya berkaitan dengan verifikasi partai yang akan diperjuangkan. Semuanya memang berjalan dengan lancar.

Hari kedua, ia mulai mengarahkan pembicaraan ke hal yang pribadi sifatnya. Pendek kata, ia bertanya: “bung dulunya nasrani ya”. Saya jawab, “Ya!” Kemudian, ia mulai masuk ke pokok masalah, “Tahukah bung, bahwa di setiap pertemuan partai, bung selalu dikatakan penghianat”.

Mendapat pertanyaan demikian, saya berusaha tenang. Saya tidak ingin berdebat kusir dengan lelaki yang saya anggap usianya lebih tua dari saya itu. Saya berusaha menjelaskan, bahwa perpindahan saya dari nasrani ke muslim, tidak ada kaitannya dengan masalah berkhianat atau tidak. Saya jelaskan kepadanya, bahwa yang dikatakan penghianat itu adalah seperti Judas Iskariot, yang akhirnya mati gantung diri. Seorang penghianat tidak akan pernah hidup lama, karena hatinya merasa tidak tenang dan senantiasa dikejar bayang-bayang kesalahan.

Saya katakan, kepada teman nasrani itu, bahwa saya merasa sangat bahagia sekali, karena saya merasakan betapa Yang Maha Kuasa itu, sangatlah Maha Pengasih dan tidak pendendam. Buktinya, ketika teman nasrani itu mengatakan saya penghianat, justru saya mendapatkan kehidupan yang demikian baik. Saya yang hanya bekerja seorang diri, dapat memberikan kehidupan bagi istri dan ketiga anak saya. Bukankah ini sebuah karunia besar, yang tidak didapatkan Judas Iskariot karena kepenghianatannya kepada Yesus Kristus yang akhirnya ditangkap tentara Romawi dan disalibkan.

Teman nasrani itu terdiam. Namun, sejak itu, hubungan saya dengannya menjadi renggang dan tidak ada kelanjutan komunikasi. Bagi saya memang tidak menjadi masalah, karena soal keimanan adalah urusan masing-masing pribadi, di agama apapun anak manusia itu memuja SANG PENCIPTA. Banyak berbagai cara untuk mengungkapkan keimanan, tapi tujuannya sama yaitu Allah Swt yang menciptakan Adam dan Hawa, langit, bumi dan isinya.

Kita hanyalah bagian terkecil dari kisah perjalanan keimanan. Untuk apa mempermasalahkan tentang perpindahan seseorang, karena keimanan tidak bisa diukur dengan perasaan ego yang seakan-akan bahwa kebenaran adalah di tempat kaki kita ditegakkan. Tidak seperti itu, kawan. Kebenaran hanya dapat dirasakan, ketika kaki-kaki kita bisa tegak bersama, di tempat yang sama, tanpa membedakan siapa, bagaimana dan dari mana asal kita.

Saya memang tidak begitu memikirkan apa yang diungkapkan teman nasrani tersebut. Tapi, saya menjadikannya sebagai bagian dari catatan perjalanan, bahwa pindahpun tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Ada beban yang harus dijaga agar tetap subur, yakni iman. Sampai saat ini, setelah melalui proses yang panjang, sekitar 13 tahun lebih, saya senantiasa menjaga keimanan saya. Sebagai seorang muslim, saya harus menguatkan hati. Saya selalu mengingatkan diri, bahwa iyakanabuddu wa iyakanastain, adalah jawab atas kekuatan iman yang kita dambakan.

Banyak hal yang harus saya perbaiki, terutama dalam menghadapi teman-teman muslim yang menjadi cobaan bagi penguatan iman saya. Saya akan terus berjuang, dan perjuangan ini akan saya persembahkan bagi istri dan ketiga anak saya. Saya yakin, Allah Swt akan memberikan petunjuk dalam menapak perjalanan yang masih panjang.

10 Tanggapan to ““Saya Dituding Penghianat””

  1. Seandainya orang-orang yang mendukung Anda menjadi sedikit, yakinlah bahwa Alloh memilihkan yang sedikit itu yang terbaik menjadi sahabat anda. Cahaya Yang Satu, cahaya untuk semua.

    Subahanaallah. Cahaya Yang Satu, cahaya untuk semua. Amin!

  2. Bukankah anda akan kecewa kalau ada murtadin yang meninggalkan Islam ?

  3. Benar Bang Ingot, Masalah keimanan adalah masalah pribadi dan hak azasi manusia, Jadi Abang jangan khawatir di katakan Penghianat, yang terpenting adalah bagaimana kita melakoni semua ajaran agama dengan penuh keyakinan. Sesama Muslim saya secara moril mendoakan mudah2an Allah SWT memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada Abang dan Keluarga untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, Aminn..

  4. Assalamualaikum wr. wb.
    buang bang INGOT, sebelum menjadi cahaya untuk orang lain berusahalah untuk menjadi cahaya bagi diri sendiri, sebagai seorang muslim anda sudah menjadi saudara bagi kami umat muslim, jangan takut, berserahlah hanya kepada ALLAH dan Rasul niscaya anda akan mendapat kekuatan….amin…
    Wassalam…

  5. Assalamualaikum
    Hanya psikologis surga yang bisa dirasakan di bumi
    ketenangan hati…
    mabruk

  6. Wah, bang Ingot,
    anda beruntung menjadi salah seorang yang terpilih oleh Allah SWT
    mendapat hidayahnya langsung.

    Wassalam,

    Adhie

  7. Memang kebenaran punya konsekuensi besar.
    Istiqomah tentu tidak mudah, tapi karena keyakinan sudah membara di dada,
    Insya Allah tidak akan sendirian.

    Maju terus bang Ingot, mudah2an keberkahan melingkupi. Amin.

  8. Assalamualaikum wr wb
    Bang Ingot, perjalanan dan perjuangan anda dan keluarga menuju iman Islam mudah-mudahan diridhoi Allah SWT, kami hanya bisa berdoa sebagai saudara sesama Muslim.. Allahu Akbar.!!

    Wassalamualaikum wr wb.

  9. selamat anda telah memperoleh hidayah yang sangat besar dalam hidup anda. kami mendoakan anda tetap istiqamah dalam islam

  10. Apa yg telah anda putuskan adalah hak anda secara pribadi..siapapun tidak bisa ikut campur karena soal kepercayaan adalah hak seorang individu kepada Tuhannya. Kata PENGHIANAT adalah kata yg diciptakan oleh manusia yang disebabkan ketidakpuasan terhadap sesuatu yang diharapkan tidak sesuai. wassalam


Tinggalkan Balasan ke Edy J.harto Batalkan balasan